makalah fisiologi olahraga




FISIOLOGI OLAHRAGA


DISUSUN OLEH

ADRIANUS KAKUNSI
A 421 15 125



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017





KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Karena atas karunia-Nyalah, kami masih dapat berkreasi untuk menghasilkan sebuah karya seni berupa makalah yang berjudul fisiologi olahraga.
      Makalah ini disusun sebagai sarana untuk mengetahui masalah suhu tubuh manusia pada mata kuliah fisiologi olaraga. Selain itu,makalah ini juga merupakan sarana untuk mengembangkan kemampuan, potensi yang ada pada diri masing-masing individu atau kelompok.
        Kami berharap,ilmu yang kami tuangkan dalam makalah ini bermanfaat bagi seluruh individu.Kami mengucapkan terimah kasih atas segala masukan dan saran untuk perbaikan makalah ini selanjutnya.
















BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
                Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut dalam makalah ini kami akan membahas tentang mekanisme perubahan suhu tubuh
 B. Rumusan masalah
 1. kaitan suhu panas dan suhu dingin saat berolahraga
2. mekanisme pengaturan suhu panas dan suhu dingin pada tubuh manusia
3.  cairan electrolit

C. Tujuan
 1. dapat mengetahui tentang kaitan suhu panas dan suhu dingin saat berolahraga
 2. Dapat mengetahui tentang mekanisme pengaturan suhu panas dan suhu dingin pada tubuh manusia
3. dapat Mengetahui tentang cairan elektrolit









BAB II PEMBAHASAN
A.    kaitan suhu panas dan suhu dingin saat berolahraga
Olahraga memerlukan adanya penyesuaian tubuh terhdap kondisi lingkungan, termasuk panas lingkungan. Aklimatisasi harus dipahami oleh  para atlet dan para pelatih,seorang atlet harus memahami kondisi lingkungan atau kondisi cuaca sebelum bertanding agar dapat mempersiapkan diri dengan maksimal.Untuk pelatoh menguasai ilmu aklimatisasi sangat wajib dimiliki,dengan ilmu aklimatisasi seorang pelatih akan dapat menentukan  porsi yang sesuai dengan keadaan lingkungan dan cuaca di sekitar sehingga seorang altet akan dengan mudah menerima apa yang telah disampaikan seorang pelatih.
Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak darah serta peningkatan  pemecahan karbonhidrat dan lemak. Berbagai bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan dapat meningkatkan produksi panas sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama seperti jalan jauh dapat meningkatkan suhu tubuh sampai 41 C.

Termoregulasi seperti fungsi sistem tubuh lainnya mempunyai sistem umpan balik (feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis tubuh. Suhu tubuh dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan reseptor-reseptor suhu perifer dan sentral.

Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior.
  • Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat.
  • Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate.
Fungsi pengaturan suhu tubuh atau termoregulasi tersebut dibedakan menjadi 3 fase, yaitu: termal aferen, regulasi sentral dan respon eferen.
C.     Cairan dan Elektrolit pada Olahraga Endurance
Olahraga endurance yang berlangsung lama ditempat yang panas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Keseimbangan air dan elektrolit sangat penting pada atlet cabang olahraga endurance. Oleh karena akan mengganggu produksi energi dan pengaturan suhu tubuh. Cairan sangat penting untuk mengalirkan zat gizi dan oksigen ke dalam otot skelet untuk tujuan berkontraksi. Hasil penelitian menunjukkan, lari marathon mengeluarkan keringat sebanyak 1 liter per jam. Sedangkan lari marathon dalam cuaca panas dan kelembaban tinggi dapat kehilangan keringat sebanyak 2,8 liter per jam. Pelari ultramaraton sejauh 50 mil yang ditempuh selama lebih dari 8 jam, selain kehilangan air yang banyak juga kehilangan elektrolit. Penggantian cairan pada atlet endurance apabila hanya minum air tawar dapat menyebabkan hiponatremi. Oleh karena dalam tubuh jumlah air dan sodium tidak seimbang. Untuk itu, pemberian cairan harus mengandung karbohidrat dan elektrolit. Hal ini dimaksudkan selain untuk mencegah terjadinya hiponatremi, juga untuk mencegah hipoglikemik. Beberapa penelitian melaporkan bahwa cairan yang mengandung karbohidrat 5-10% tidak mengganggu atlet. Sedangkan pemberian karbohidrat melebihi 10 % dapat menimbulkan peningkatan gula darah yang akan merangsang produksi hormon insulin. Peningkatan hormon insulin dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia. Sedangkan minuman atlet (sports drinks) yang mengandung suplemen sodium dan potasium yang berlebihan akan mengganggu kontraksi otot yaitu akan terjadi “cramp” otot. Selain itu intake sodium yang berlebihan mempunyai risiko tinggi terjadinya hipertensi pada atlet. Sports drinks umumnya mengandung karbohidrat 5-7%. Konsentrasi karbohidrat dalam cairan ini secara ilmiah tidak mengganggu proses pengosongan lambung. Sedangkan, sodium biasanya 10-20 mmol/L dan dapat membantu keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Saat berolahraga suhu tubuh meningkat. Keringat yang keluar saat berolahraga mempunyai tujuan untuk proses pendinginan tubuh. Keringat yang keluar sangat banyak pada olahraga endurance selain mengandung air juga mengandung elektrolit. Pemberian cairan harus dilakukan secara terencana dan terprogram. Cairan yang diberikan juga harus mengandung elektrolit juga mengandung karbohidrat dengan konsentrasi tertentu.






BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN
 Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh exercize,hormone,system saraf,asupan makanan,gender iklim(lingkungan),usia,aktivitas otot,stress.
B.    SARAN
 Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu sehat dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan normal dan dapat menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar kita.














DAFTAR PUSTAKA
Tortora, J.T., Grabowski, S.R. (2000). Principles of anatomy and physiology. (9th ed.). Toronto: John Wiley & Sons, Inc _______(2000). Temperature regulation. Diambil pada 14 Februari 2006. dari http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.html Journal of Endocrinology. (2005). Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic releasing factors. Diambil pada 14 Februari 2006 dari http://joe.endocrinologyjournals. org/cgi/content/full Journal of Endocrinology. (2005). Functional anatomy of hypothalamic homeostatic systems. Diambil pada 13 Februari 2006 dair http://www.endotxt.org/neuroendo/neuroendo3b.html Myers, R.D. (1984). Neurochemistry of thermoregulation. The Physiologist,27, (1), 41-46

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah sepak takraw

MAKALAH KARYA ILMIAH BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA

makalah sepak bola