MAKALAH RESPON FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI
MAKALAH RESPON FISIOLOGI SISTEM
REPRODUKSI
DI SUSUN OLEH
MASRIADI A 421 15 087
ISWANDI A 421 15 093
AHMAD ARJANSYAH A 421 15 116
ADRIANUS KAKUNSI A 421 15 125
DEDI RYANTO A 421 15 127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau genetalia baik pria
ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu genetalia interna dan genetalia
eksterna.
Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin
laki-laki terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari proses
reproduksi manusia. Pada laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di luar
tubuh manusia, sekitar panggul wilayah.
Organ utama
pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan sperma,
yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan
ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian
lahir sebagai anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan /
dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotr opin / steroid dari poros
hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem
ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi :
payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1 Bagaimanakah sistem reproduksi?
2. Bagaimanakah organ
reproduksi wanita?
3. Bagaimanakah organ reproduksi pria?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan sistem reproduksi.
2. Menjelaskan organ reproduksi wanita.
3. Menjelaskan organ reproduksi pria.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ
seks dalam organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Sistem
reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Pada seorang pria testisnya telah
mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon
testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada
pria, di antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di
tempat tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi
bidang, jakun membesar. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu
menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen. Hormon estrogen
berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita,
yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya
payudara dan pinggul membesar.
B. Sistem Reproduksi Wanita
Terdiri alat / organ eksternal dan internal,
sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina): fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan /
dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal
thalamus – hipothalamus – hipofisis–adrenal–ovarium. Selain itu terdapat
organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus
reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
1. Genitalia
Eksterna
a.
Vulva
Tampak dari
luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b.
Mons pubis / mons veneris
Lapisan
lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c.
Labia mayora
Lapisan
lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus
vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri
berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora
menyatu (pada commisura posterior).
d.
Labia minora
Lipatan
jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e.
Clitoris
Terdiri dari
caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik
dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan
ujung serabut saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral
labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu
orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii
kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat
fossa navicularis.
g. Hymen (selaput darah)
Hymen merupakan batas/sekat antara genetalia
eksterna dan interna. Hymen merupakan selaput yang menutupi introitus vagina.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat
berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae.
Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi
tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk hymen postpartum
disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan parah.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan parah.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak
berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat
menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).
2. Genitalia Interna
a. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk
seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi
sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan
dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks
uteri. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
- Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
- Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
- Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam
pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan dari endometrium
2) Tempat janin tumbuh dan
berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan
nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan kembalinya uterus
pada saat involusi.
1) Serviks uteri (mulut rahim)
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars
vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis.
Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah
vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri
internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida)
lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan
(primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke
kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas
lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
2) Corpus uteri (batang/badan
rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan
serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen,
tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke
dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh
sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan
serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
3) Ligamenta
penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum
uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina
propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum
rectouterina.
a) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan
dasar panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar
dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana
berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.
b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba,
kedua ligamen ini melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus.
Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan
uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba
dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium
terdapat ligamentum ovarii propium.
d) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s
ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding
panggul. Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah
(menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
e) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi
rektum.
f) Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
4)
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,
serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
a) Arteri uterina
Arteria Uterina Adalah cabang utama arteria Iliaca Interna (arteria
Hypogastrica) yang masuk uterus melalui ligamentum latum. Pada tempat setinggi
servik pars supravaginalis, arteria Uterina terbagi menjadi dua, sebagian kecil
menjadi arteria servicovaginalis kearah bawah, dan sebagian besar berjalan
kearah atas melalui dinding lateral uterus. Kira-kira 2 cm lateral servik,
arteria uterina menyilang ureter dan hal ini perlu memperoleh perhatian saat
melakukan histerektomi atau ligasi arteri uterina.
Arteria Uterina dan arteri lain yang
berhubungan ( catatan : pada ganbar ini arteria ovarica sudah di transeksi pada
titik keluarnya dari ligamentum suspensorium ovarii )
b) Arteri ovarica
Arteria Ovarica adalah Cabang langsung dari Aorta yang memasuki ligamentum
latum melalui ligamentum infundibulopelvicum. Didaerah hillus ovarii, arteria
ovarica terbagi menjadi sejumlah cabang kecil yang masuk ovarium. Cabang utama
arteria ovarica selanjutnya berjalan sepanjang mesosalphynx.
Pasokan darah pada ovarium , tuba
falopiii dan sisi kiri uterus. Terdapat anastomosis pembuluh arteri uterina dan
ovarica . Perhatikan adanya arteri dan vena uterina yang menyilang ureter
didekat servik
b. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus
Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan
transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga
lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan
epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars
ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia
dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit,
terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah
daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga
terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi
“menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan
membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya
mesenterium pada usus).
c. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam
rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan
ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium
berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel
epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks),
ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid
(estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat
ovulasi.
Fungsi ovarium adalah :
1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
2. Mengeluarkan telur setiap bulan
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii
proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium.
Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
d.
Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan
vulva dan rahim, terletak diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan
vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina
berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya
ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri
dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan
lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung,
antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam
vagina disebut portio. Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina,
arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus
interna. Fungsi penting vagina adalah :
- Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret
lain dari rahim
- Alat untuk bersenggama
- Jalan lahir pada waktu bersalin
C. Sistem Reproduksi
Pria
Sistem reproduksi pria
meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ
reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
1. Organ
Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
a.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk
oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang
(testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan.
Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat
jaringan ikat dan otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak
gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
1)
Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa,
dilakukan di Tubulus seminiferus.
2)
Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh
sel interstial.
Bersama dengan epididimis,
testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan
epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum
abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya
genitalia interna pria.
1) Turnika albuginca adalah
kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk
membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2) Tubulus seminiferus, tempat
berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. epitelium germinal
khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang
(spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang
dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial
(leydig), yang memiliki fungsi endokrin.
b.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
1)
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar
dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma
menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
2)
Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus
yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang
sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang
aspek posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda
spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju
ke duktus vesikula seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan
ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi
sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen
atau kantung mani (vesikula seminalis).
3)
Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen
dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke
dalam uretra.
4)
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.
Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai
getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar
asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis,
kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
1)
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar
berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula
seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
2)
Kelenjar prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya
otot. Struktur ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm.
Lobus media prostat secara histologis merupakan zona transisional berbentuk
baji yang secara langsung mengelilingi urethra dan memisahkannya dengan
ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media
dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian besar
terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen ,
prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam
proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra
dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah
yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki
panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya
langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali
(basa).
2. Organ Reproduksi Luar
Organ
reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a.
Penis
Penis
terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang
berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan
spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa
jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis
dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium
( kulup ) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans
penis kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal
glans penis.
2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus
kavernosum spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a)
Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang
darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh arteriol aferen dan
kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut
tunika albuginea
b)
Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan
ikat rapat disebut tunika albugnea.
3) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular
korpuskavernosum dibawah pengendalian SSO.
b. Skrotum
Adalah
kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus
dan menompangtestis di luar tubuh
pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.
1) Dua kantong skrotal, satiap
skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
2) Otot dartos adalah lapisan
serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit
skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam
organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual . sistem
reproduksi perempuan Terdiri dari alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Anatomi Saluran Reproduksi pada pria, terdiri
dari:
1. Struktur luar
a. Penis
o Akar (menempel pada didnding
perut)
o Badan (merupakan bagian tengah
dari penis)
o Glans penis (ujung penis yang
berbentuk seperti kerucut).
o Lubang uretra (saluran tempat
keluarnya semen dan air kemih)
o Pada pria yang tidak disunat
(sirkumsisi), kulit depan (preputium)
b. Skrotum
c. Testis
2. Struktur dalamnya
a. Vas deferens.
b. Kelenjar Prostat .
c. Vesikula seminalis.
d. Epididimis
e. Funikulus Spermatikus
f. Uretra
DAFTAR PUSTAKA
Gibson,
John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Jarvis, Sarrah. 2011. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Jakarta: Erlangga.
Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya
Medika.
Syaifuddin,1997,
Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC.
Dewi, Rosana
& dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.
Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-manusia/
Http//info.medis.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar