AKU BAHAGIA LHO

AKU BAHAGIA LHO
 Baca: Habakuk 3:17-19

Allah Tuhanku itu kekuatanku. (Habakuk 3:19)

Siang itu seorang pemulung dengan mendorong gerobaknya, menyelinap di tengah kemacetan jalan di antara banyaknya mobil yang berdesakan. Tanpa sengaja saya melihat tulisan di belakang gerobaknya, “Gini-gini, aku bahagia lho.” Hebat juga.

Nabi Habakuk menjelaskan bahwa bahagia dan sukacita tidaklah tergantung pada situasi yang kita hadapi. Sekalipun hasil pertanian mengecewakan, ia tetap bersorak-sorak di dalam Tuhan dan beria-ria di dalam Allah (ay. 17-18). Habakuk dapat bersukacita di tengah keadaan yang sulit, di tengah situasi yang tidak menguntungkan. Rahasianya, ia menjadikan Tuhan sebagai kekuatannya (ay. 19). Pemazmur mengatakan hal senada: bergembiralah karena Tuhan, bukan karena hal-hal lain (Mzm. 37:4).

Kalau selama ini kita berharap merasakan sukacita karena hal-hal lain di luar Tuhan seperti harta, jabatan, koneksi dengan pejabat tinggi, atau fasilitas duniawi, kita perlu belajar menggantungkan sukacita kita kepada Tuhan. Kita harus berprinsip bahwa di dalam Tuhan kita dapat merasakan sukacita walaupun keadaan serba sulit. Rasul Paulus dalam Filipi 4:4 berkata, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan.” Artinya, terus menerus bersukacita dalam segala keadaan.

Untuk merasakan sukacita, lingkungan kita tidak harus menyenangkan, tidak harus segala sesuatu berlangsung dengan baik dan aman. Tuhan mengajarkan kita untuk memiliki sukacita dan suasana hati yang baik walaupun keadaan sekitar kita buruk.

KALAU TUHAN MENJADI KEKUATAN KITA, KITA AKAN DAPAT BERSUKACITA
SEKALIPUN DALAM KEADAAN SULIT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah sepak takraw

MAKALAH KARYA ILMIAH BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA

makalah sepak bola